Novel Penjara Hati Sang CEO Full

Novel yang berjudul  penjara hati sang ceo ini semakin banyak dicari dan menjadi viral, karena cerita alur yang disampaikan membuat pembaca tersentuh hingga penasaran.Simak di bawah ini

Novel penjara hati sang ceo


Aleandra Jovanka, yang merupakan anak sulung dari Lukman Hidayat Aindra dan Latifa sudah menikah dengan seorang CEO kaya raya bernama Senopati Arya Bagaskara yang terkenal dingin dan angkuh. Pernikahan Alea dan Seno terjadi karena permintaan Haris Bagaskara yang ingin menjalankan permintaan sang Ayah yang menginginkannya menikah dengan anak sahabatnya. Namun saat itu orang tua mereka ternyata hanya memiliki anak laki-laki. Sejak dulu keluarga Bagaskara dan keluarga besar Aindra bersahabat dan saling membantu.

Saat ini perusahaan Aindra sedang menghadapi masalah dan Lukman hidayat Aindra akhirnya merilis pernikahaan putrinya Aleandra dengan Senopati Arya Bagaskara. Ketika kondisi Kakek Arif Bagaskara memburuk hingga kedua keluarga memilih untuk mempercepat pernikahan antara Alea dan juga Seno. Pernikahan itu pun terjadi ketika Aleandra masih berumur delapan tahun dan Senopati berumur 25 tahun.

Pernikahan ini terjadi begitu cepat membuat Seno dan Alea telah lama tidak bertemu, terkejut namun tidak bisa menola. Terlebih lagi perusahaan keluarga Alea sedang mengalami masalah dan membutuhkan suntikan dana yang cukup besar. Alea tidak bisa menolak mesikpun ia ingin menikah ketika ia selesai kuliah nanti, namun demi Papanya ia akhirnya berusaha menjadi istri yang baik untuk Senopati.

Diumur Alea yang ke delapan belas tahun ia telah resmi menyandang satus sebagai istri dari Senopati Arya Bagaskara. Seno yang dingin terlihat tidak suka, hingga kedunya menjalani kontrak pernikahan selama satu tahun. Setelah satu tahun berakhir akan berpisah dan Seno akan berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studi S3 nya.

Lanjutan

Hari demi hari peduli selalu menjaga jarak agar tidak terlalu dekat. Apalagi Seno yang pembersih sangat berbeda jauh dengan Alea yang sangat sering meletakan benda-benda yang tidak sesuai pada tempatnya. telah menjadi pasangan suami istri, karena kesalahan yang memilih tinggal di Apartemen agar bisa bebas. Seno akan sibuk dengan pekerjaaannya dikantor sedangkan Alea akan sibuk dengan kuliahnya. Semuanya berjalan lancar sampai tragedi itu terjadi ketika waktu perjanjian mereka tinggal satu minggu lagi.

Hari itu Ale pulang dari kampus sekitar pukul lima sore. Seperti biasanya Alea yang akan mengisi pakaian dan membereskan apartemen ini agar terhindar dari Kemarahan Senopati yang tidak termasuk Apartemennya berantakkan. Setelah itu, ia akan memasak untuk dirinya sendiri karena Seno pasti tidak akan makan di apartemen ini. Senopati Arya Bagaskara merupakan pewaris utama Bagaskara grup dan ia terkenal sangat tampan, dingin dan juga kejam. adalah kata yang cocok disematkan kepada sosok Seno karena selalu menujukkan keangkuhannya kepada Alea.

Yang sebenarnya cukup senang bisa menikah dengan Seno karena ia bisa terbebas dari siksaan ibu tirinya. Satu hal yang merasa merasa jika ia dan Seno memiliki nasib yang sama yaitu sama-sama dibesarkan oleh ibu tiri. Selama ini Alea selalu merasa kesal dan marah karena sikap ibu tirinya yang selalu mengusiknya dan bahkan memotong uang sakunya membuatnya harus membawa bekal keseolahnya karena uang jajannya hanya cukup untuk ongkos taksi. Pada hal Papanya memberikan uang saku yang sangat banyak jalan sama sama banyaknya dengan adik tirinya Aqila.

“Sebelum Mas Seno pulang, pokoknya rumah ini harus bersih,” ucap Alea. “Tapi semoga saja dia tidak pulang, bosen ngeliat patung tampan yang sombongnya minta ampun hehehe…” kekeh Alea.

Lanjutan

Bagi setiap wanita yang tidak mengenal sosok Senopati Arya Bagaskara, pasti mereka akan mengatakan jika Seno adalah laki-laki idaman mereka. What not, Seno from now is a person the person is the person is the personed is the person and non akedmik it is seen from the deretan an award that is is the is is notededicted dikamar Seno. Alea harus berhati-hati jika masuk kedalam kamar Seno, karena Seno tidak suka barang-barangnya disentuh.

Setelah membereskan rumah dan makan, Alea masuk ke dalam kamar dan larut dalam dunianya yang termasuk dalam film zombie. Ia sangat suka nonton film action dan sudah menjadi aktitasnya sehari-hari jika ia sedang tidak mengerjakan tugas kuliah. Saat ini ia memasuki semester dua dan minggu lagi kontrak pernikahaanya bersama Seno akhirnya berakhir.


Alea telah terbiasa dengan kemewahan yang diberikan Senopati padanya. Kartu kredit, ATM dan juga apartemen yang nyaman ini harus ia lupakan. Setelah bercerai dari Senopati Arya Bagaskara, Alea berencana pindah ke kota lain agar ia bisa hidup mandiri dan menjauh dari dua keluarga. Alea tidak akan kembali kepada Papanya, karena ia tidak sanggup tinggal bersama ibu tirinya yang jahat itu. Apalagi status jandanya pasti akan menjadi perbincangan para keluarga dan keluarga besar akan malu.

Alea menghela napasnya untung saja ia masih suci sampai saat ini, karena perjanjian kontrak itu tidak akan mengganggu kehidupan pribadi masing-masing apalagi menjalankan kehidupan suami istri dalam arti sebenarnya. Jam menujukkan pukul satu malam dan Alea merasa bisa mengantuk saat ini. Ia mematikan laptopnya dan karena merasa dirinya melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju dapur.

Buka kulkas dan ambil air mineral dingin lalu meminumnya dengan sekali tandas. Ia merasa lega, Membalik tubuhnya dan melihat sosok Senopati menatapnya dengan tatapan berebeda. Alea gugup tentu saja, ia belum pernah melihat Seno menatapnya seolah ingin memangsanya saat ini.

“Hmmm… Mas Seno baru pulang ya?” tanya Alea.

Lanjutan

Alea hanya bisa menjerit dan menangis karena saat ini ia benar-benar telah hancur. Apalagi yang bisa ia banggakan sebagai wanita. Ia menatap wajah tampan yang saat ini masih terlelap disampingnya. Alea mengelus rambut Seno sambil terisak, dia jatuh cinta dan terperangkap dalam pesona seoAlea nggak pergi kerja? ”Telepon Senopati Arya Bagaskara. Pernjara hati yang dilakukan Seno padanya, menyetuhnya dan hatinya. Hingga saat ini menjadi beku seolah-olah tidak akan menerima laki-laki lain.

Satu-satunya cara agar ia tidak merasa sakit lagi dengan sikap dingin Seno padanya dan juga peceraian yang sebentar lagi akan terjadi, yaitu pergi. Sebelum Senopati menandatangi surat perceraian mereka, sebelum ia benar-benar menjadi janda lebih baik ia pergi dengan hati hancur. Alea akan berusaha menjadi tegar dan kuat, ia tidak akan menyerah dalam hidupnya. Harapan ia tidak akan pernah bertemu Senopati Arya Bagaskara.

“Pergi adalah caraku untuk melupakan semuanya dan aku tidak membutuhkanmu kompensasi apapun darimu!” ucap Alea sendu.

Memilih pergi

Pagi itu Senopati terbangun dan ia menghela napasnya karena ia ingat begitu jelas apa yang telah ia lakukan kepada Alea. Seorang Senopati bukan penganut seks bebas mesikpun ia telah lama tinggal diluar negeri. Malam tadi adalah hari tersialnya karena salah satu koleganya telah menjebaknya dengan memberikan obat perangsang padanya dan masuk kedalam alkohol. Kesialan itu, segera pulang karena ia tidak ingin menambah masalah dengan menyetuh perempuan yang bukan istrinya.

Istri? Kata itu langsung teringiang ditelingannya jika saat ini ia telah menunggu istrinya yang sebentar lagi mungkin ia akan ceraikan. Mungkin? setelah kejadian ini Senopati sepertinya akan membatalkannya. Ia melihat noda darah yang ada di atas tempat tidurnya terus menerus menghembuskan napas kasarnya. Senopati segera bangun dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya sambil membaca apa yang akan ia katakan kepada Aleandra nanti. Setelah mandi, ia segera memakai pakaiannya dan keluar dari kamar. Ia tidak melihat keberadaan Alea yang biasanya ada di dapur persiapkan, walaupun selama ini ia tidak pernah makan masakan Alea.

Senopati masuk ke dalam ruang kerjanya dan ia segera mengambil berkas yang berisi surat perjanjian yang telah ia dan Alea tanda tangani. Senopati merobek kertas itu dan ia mencampakkannya kedalam kotak sampah. Ia akan membatalkan perjanjian itu dan akan bertanggung jawab atas kehidupan Alea. Walaupun ia akan meninggalkan Alea dalam waktu yang cukup lama karena ia akan melanjutkan kuliahnya di Amerika.

Seno isu pintu kamar Alea namun tidak mendengar suara yang terdengar dari dalam kamar Alea, membuat Seno memilih untuk segera masuk. Ia melihat kamar Alea terlihat rapi, namun Alea tidak berada disana. Seno memasuki kamar mandi dan mengedarkan pandangannya. Ia menghela napasnya karena Alea tidak terlihat. Seno membuka lemari pakaian Alea dan lemari itu kosong menyisahkan sepucuk surat yang membuat memuncak amarahnya.

Lanjutan

“Terimakasih Kak karena malam tadi kau benar-benar menghancurkanmu. Aku pergi karena hubungan kita telah berakhir walau masih tersisa satu minggu lagi. Semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi, karena melihatmu hanya akan mengingatkanku jika aku pernah menjadi istrimu. Semuanya aku kembalikan! Tidak perlu membayarku sebagai mantan istrimu. Aku cukup berterimakasih karena kau memberikanku tempat tinggal selama satu tahun di Apartemen mewahmu ini dan menggunakan uangmu untuk membayar pendidikanku selama satu tahun. ”

Seno meremukkan kertas yang ditulis Alea dan ia mengerjakan dengan kasar. Ia kemudian meminta orang-orang suruhannya mencari keberadaan Alea karena sebelum pergi ke Amerika, ia ingin permasalahan ini selesai. Ia akan bertanggung jawab atas hidup Alea. Namun setelah satu bulan setelah kepergiaan Alea, Senopati tidak menemukan jejak Alea. Ia kemudian akhirnya memilih untuk pergi ke Amerika. Semua keluarga tidak tahu tentang masalah yang mewakili Alea dan Senopati. Alea benar-benar menghilang dan itu membuat Lukman Aditya Aindra murka karena putri sulungnya itu telah membuatnya malu. Apalagi istrinya mengatakan Alea kabur bersama laki-laki lain dan meninggalkan Senopati.

Aleandra memilih tinggal di Jogya. Ia memulai kehidupannya sebagai Aleandra yang baru bukan sebagai istri dari Senopati Arya Bagaskara dan juga bukan sebagai putri sulung Lukman Hidayat Aindra. Alea menghilangkan nama Aindra dan hanya memakai nama saja, yaitu Aleandra Jovanka. Alea menyewa sebuah kamar kecil, dengan kamar mandi didalamnya. Baru kali ini ia hidup tanpa kemewahaan dan hidup sendirian.

Alea yakin saat ini Senopati Arya Bagaskara mantan suaminya itu telah pergi ke Amerika. Ia telah bekerja dan sambil berkuliah mengambil jurusan ekonomi. Atas bantuan satu pesan, Alea bisa memindahkan nilai-nilai di semester dua ke Universitas barunya dan ia bisa mengambil mata kuliah yang belum ia ambil. Alea bisa melanjutkan semester tiga di Universitas baru ini.

Lanjutan

Hari ini Alea sangat lelah, sejak tadi perutnya bergejolak dan ia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang salah pada tubuhnya. Alea memejamkan matanya karena ia harap apa yang ia anggap tidak terjadi saat ini.

“Baru pertama kalinya bagaimana bisa?” ucap Alea menyetuh perutbya dan ia takut, bingung dan cemas saat ini. “Kalau benar aku harus bagaimana?” lirih Alea.

Alea mengganti pakaiannya dengan cepat dan ia harus segera memeriksakannya dengan membeli alat **. Alea menarik handel pintu kamar dan segera keluar. Ia mengatur pintunya dan memasukan kunci rumah tangga tasnya.

“Alea nggak pergi kerja?” tanya Dea tetangga yang menyewa disebelah kamar.

“Aku kurang enak badan De,” ucap Alea.

Mau ke dokter? tanya Dea.

“Nggak De, aku mau ke apotik. kamu nggak nitip nggak? ” tanya Alea.

“Nggak Le, aku mau lanjut tidur semalam angkringan rame banget. Capek Al udah nyuci baju mau lanjut mimpi indah, ”ucap Dea. “Sana pergi wajah kamu pucat banget. Kayaknya kamu mesti ke Dokter aja Le! ” ucap Dea.

“Aku pergi ya De, Assalamualikum.”

“Waalaikumsalam.”

Alea melangkahkan kakinya menuju Apotik yang tidak terlalu jauh dari kontrakannya. Pikirannya berkecamuk saat ini apalagi jika ia sedang mengandung. Alea menghela napasnya karena saat ini yang terlihat mencari keberadaannya adalah Ningrum Maminya Senopati Arya Bagaskara. Sedangkan Papa dan Mama tirinya mungki saat ini sedang mengutuknya karena memutuskan untuk bercerai dari Senopati.

Lanjutan

Alea sampai di Apotik dan ia segera mengungkapkan kepada karyawan Apotik. Apa yang ingin ia beli. Alea merasa malu dan ia membayarnya lalu segera mempercepat langkahnya keluar dari apotik. Alea melangkahkan kakinya dengan pelan, entah sejak kapan ia jatuh cinta pada Senopati Arya Bagaskara, padahal Seno jelas-jelas tidak menggunakan.

Bahkan apapun yang berada Alea, Seno tidak akan memakannya. Alea pernah mengikuti saran dari Ningrum Maminya Seno jika ia harus berusaha hati Seno walaupun saat itu ia tidak menyukai Seno. Beberapa menit kemudian ia sampai di kontrakannya. Alea segera masuk ke kamar mandi dan meemeriksanya dengan alat t ** itu. Sejak bangun tidur dan merasakan mual ia belum sempat buang air kecil.

“Apa yang harus aku lakukan?” lirih Alea.

Alea mengambil ponselnya dan mengaktifkannya, satu nama yang ingin coba ia hubungi yaitu Senopati Bagaskara, Ayah dari janinnya. Tangis Alea pecah, pecahan anak ini adalah anugerah walaupun sebenarnya kehadirannya tidak bisa diharapkan. Apalagi dengan kondisinya yang harus berkerja dan hidup sendirian seperti ini. Jika saja ia tahu ia hamil, mungkin ia akan meminta seno agar menceraikannya setelah anak mereka lahir.

“Le… buka Le!” ucap Dea.

Alea membuka pintunya dan Dea terkejut melihat wajah Alea bersimbah air mata. Tanpa banyak berpikir Dea segera menerapkan Alea dengan erat. Kamu kenapa Le? tanya Dea.

“Hiks… hiks… Aku hamil Le,” ucap Alea membuat Dea terkejut.

Dea baru mengenal Alea selama dua bulan ini. Ia tidak pernah melihat Alea bersama laki-laki atau terlihat genit. Pekerjaan Alea juga jelas yaitu sebagai pelayan di restoran dan kadang-kadang bekerja di rumah olahan kue.

“Siapa yang menghamili kamu Le? Biar Dea yang temui dia Le! ” ucap Dea kesal.

Alea menangis sesegukan membuat Dea menepuk punggung Alea dengan lembut. “Suamiku yang menghamiliku,” ucap Alea.

"Apa? Suami? Kamu udah nikah? Mana suami kamu? ” tanya Dea bingung sekaligus penasaran.

Lanjutan

Alea menarik tangan Dea agar masuk kedalam kamar dan duduk bersamanya. Ia kemuidan menceritakan tentang masalah yang ia hadapi. Dea menghela napasnya dan ia sangat prihatin dengan apa yang sesuai Alea. “Sebenarnya aku juga sama dengan kamu Le, tapi aku tidak pergi begitu saja dan menyakiti di kota ini. Orang tuaku bercerai dan memiliki pasangan masing-masing. Mereka memang memberikanku uang, tapi tidak dengan perhatian. Aku sengaja memilih kuliah disini sambil bekerja dibandingkan tinggal di Jakarta dan kemudian salah satu dari mereka memaksaku untuk tinggal bersama mereka, ”jelas Dea.

Alea memegang tangan Dea. ternyata Dea yang terlihat seperti preman perempuan ini nemiliki sisi lain dari dirinya yang terlihat ceria. “Aku juga prustasi saat pacarku putus dariku karena keluargaku rusak, dia tidak ingin menjalani pacaran serius jika aku nantinya akan menjadi istrinya.”

“Iya De, kita sama,” ucap Alea.

“Beda Le, kamu itu istri yang kabur. Kalau aku jadi kamu, minta tanggung jawab saat dia memperkosa kamu, sebenarnya apa yang kalian lakukan itu harusnya dilakukan karena kalian suami istri, ”ucap Dea.

“Tapi itu nggak sesuai perjanjian De,” ucap Alea.

“Kamu cinta kan sama dia? Ayo ngaku? ” goda Dea.

“Iya baru-baru ini aja De,” ucap Alea.

“Nggak aku yakin kamu udah lama suka sama dia Le, sebentar!” Buka aplikasi pencarian dan mengetikkan nama Senopati Arya Bagaskara. “Astaga suami kamu tampan banget Le, gila mana hebat dan pintar,” ucap Dea latar berlakang seorang Senopati Arya Bagaskara.

“De, aku sekarang tidak merekomendasikan kembali bersamanya De. Dia tidak mencintaiku dan aku sadar jika aku mengatakan aku hamil padanya, pasti aku akan menjadi beban De, ”jelas Alea.

Lanjutan

“Apapun keputusanmu akan dukung Le, aku yakin kau adalah perempuan yang kuat,” ucap Dea sambil tersenyum agar membuat Alea merasa kuat.

“Aku akan menjadi ibu tunggal De!” ucap Alea membuat Dea menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu aku juga akan menjadi ibunya, kita akan membesarkan dan mengasuh anakmu!” ucap Dea membuat Alea menangis haru.

“Terimakasih De.”

Kembali

Enam tahun kemudian

Alea dan Dea memutuskan kembali ke Jakarta setelah enam tahun, ingat tinggal di Jogya. Alea telah melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang produk kecantikan dan juga makanan. Enam tahun ia membesarkan putra kecilnya yang tampan bernama Argananta Arya yang berumur lima tahun. Arga sangat tampan dan memiliki mata tajam seperti Papanya, ia sangat sulit didekati dan memiliki sombong. Alea bingung kenapa putra kecilnya memiliki kepribadian seperti Papanya.

Saat ini Alea dan Dea sedang merapikan apartemen mereka, sewa apartemen yang memiliki dua kamar. Saat di Jogya setelah selesai kuliah, Alea bekerja disebuah perusahaan jasa sedangkan Dea bekerja di sebuah hotel bintang empat. Alea sebenarnya ingin menetap di Jogja, namun ketika Dea mendapatkan tawaran dari jabatan dan harus pindah ke Jakarta, membuat Alea akhirnya memutuskan untuk ikut pindah ke Jakarta.

“Arga udah di minum susunya?” tanya Alea.

“Nanti Ma, Aga masih kenyang,” ucap Arga membuat Alea menghela napasnya.

“Arga minum susunya, jangan banyak alasan!” ucap Alea membuat Arga mengkerucutkan bibirnya.

“Iya Ma,” ucap Arga segera melangkahkan kakinya menuju dapur dan mengambil susu yang ada di atas meja.

Lanjutan

Alea peering putra kecilnya itu yang saat ini telah berumur lima tahun. Setiap ia penanganan putranya itu dengan serius, ada rasa sakit dihatinya karena ia akhirnya membuat putranya ini harus hidup tanpa kasih sayang sang Ayah. Tanpa Alea sadari air matanya menetes membuat Dea memegang bahu Ale dan kemuidan mencubit lengan Alea membuat Alea tersenyum.

“Cari Papa baru untuk Arga Le!” ucap Dea membuat Alea tersenyum. Dea sudah banyak berkorban demi dirinya, ia ingat bagaimana melindungi, melindungi dirinya dan Arga.

“Kau juga harus moveon De! Kemarin kenapa nolak diajak pacaran sama Rado? ” tanya Alea.

“Aku nggak suka Le, aku masih betah sendiri. Sebenarnya dia baik karena dia tidak peduli dengan aku yang telah memiliki anak, ”ucap Dea membuat Alea tersenyum karena Dea selalu berkata jika ia memiliki anak dan Arga menjadi salah satu alasanya menolak laki-laki yang mendekatinya.

“Dea… Dea pada hal aku yang jandaa eh… kamu yang ngaku janda,” ucap Alea menghela napasnya. Besok Alea akan mulai bekerja.

“Aku hanya ingin mereka tahu Le, aku tidak akan pernah bisa mengabaikan Arga dan kamu karenaa kalian adalah bagian penting dalam hidupku,” ucap Dea membuat Alea tersenyum dan ia segera menerapkan Dea dengan erat.

“Sayang banget sama kamu De, kamu adalah sahabat terbaik yang aku punya,” ucap Alea.

Arga penghentian dan melihat putusnya dengan tatapan aneh.

“Kok pelukan, Mama sama Bunda?” tanya Arga.

“Memang nggak bole ya Ga?” goda Dea.

“Boleh Ma, tapi Arga juga pengen dipeluk!” ucap Arga membuat Alea segera menggendong Arga dan ketiganya saling berpelukan.

Lanjutan

Alea merasa sangat terharu karena saat ini hanya Dea dan Arga, keluarga yang ia miliki. Alea memejamkan matanya dan bayangan wajah tampan yang angkuh itu kembali terbayang diingatannya. Senopati yang begitugagah dan menawan, mungkin Senopati telah melupakannya atau bahkan telaah menikaah dengan perempuan lain.

“Ma, Bun kapan kita jalan-jalan?” tanya Arga membuat Alea dan Dea segera melepaskan pelukannya.

“Nanti kalau Mama dan Bunda libur kerja!” ucap Alea.

“Janji ya Ma, Bun!” pinta arga.

“Janji” ucap Alea dan Dea secara bersamaan.

Arga

Sudah dua minggu Alea mulai bekerja di PT SAB yang bergerak di bidang perusahaan poperti. PT SAB terbilang baru karena baru berdiri sekitar dua tahun namun perusahaan ini mampu naik kepuncak dengan begitu cepat. Alea masuk ke perusahaan ini melalui tiga tahap seleksi dan akhirnya ia diterima dibagian perencanaan. Sudah satu minggu ia bekerja di lantai tiga perusahaan dan ternyata persaingan antar karyawan sangat ketat.

Saat ini saat ini sedang berkutat dengan data-pengembangan data poperti di kubikelnya. Disebelah Alea, ada seorang perempuan cantik bernama Ines yang merupakan teman baru Alea yang sangat ramah padanya.

“Alea makan siang, yuk!” ajak Ines.

“Dikantin aja ya Nes soalnya setelah ini aku mesti balik ke rumah sebentar!” ucap Alea.

“Kamu serius mau balik? kita istirahat hanya satu jam Le, Kamu kan tahu Bu Marta cerwet banget dan Kamu bisa di omel sama beliau! ” jelas Ines karena ia sangat mengenal Bu Marta yang sangat cerewet itu.

“Aku bakalan cepat ko Nes,” ucap Alea.

“Kalau gitu lain kali aja deh kita makan siang sama-sama. Biar waktu pulang kamu agak panjang Alea, soalnya hari ini katanya ada pemeriksaan dari orang pusat dengar-dengar sih katanya CEO kita akan datang dan beliau ganteng banget Alea, ”ucap Ines yang tersenyum sambil membayangkan wajah CEO tampanya.

“Aku nggak suka yang tampan Nes, makan hati nanti karena banyak yang suka,” ucap Alea.

“Hehehe… cuci mata Alea, soalnya kabarnya sih Pak CEO kita ini udah nikah, tapi kalau duda pun aku siap loh buat jadi kesayangannya yang baru!” ucap Ines membuat Alea terkekeh.

“Hehehe… terserah deh Nes asal kamu bahagia,” ucap Alea. Ia melihat jam yang dipergelangan, dan saat ini telah menunjukkan pukul dua belas siang. “Aku pulang bentar ya Nes, isnyallah aku tepat waktu balik kantor nanti!” ucap Alea tersenyum.

Lanjutan

Alea melangkahkan kakinya dengan cepat menuju lift. Ia masuk kedalam lift dan segera menekan tombol lantai dasar. Dua orang laki-laki yang berada didalam lift tersenyum melihat Alea. Alea memiliki kulit putih dan juga wajah yang menawan. apalagi jika Alea tersenyum, ia akan terlihat sangat cantik dan manis dengan senyumannya. Lesung pipit di kedua pipinya menjadi salah satu daya tari seorang Aleandra Jovanka.

Lift terbuka membuat Alea segera keluar dari dal lift dan segera menuju pintu keluar. Sesosok mata tajam menatap Alea dengan tatapan datarnya dan ia ingat langkahnya lalu membuatnya yakin dirinya sendiri jika ia adalah benar-benar Alea. Laki-laki itu tersenyum sinis membuat sekretarisnya penasaran dengan apa yang dipikirkan atasnya.

Sementara itu Alea saat ini menaikki ojek menuju sekolah Arga. Beberapa menit kemudian Alea sampai didepan sekolah Arga dan ia segera mengenakan masker diwajahnya agar ia tidak dikenali oleh orang yang bisa saja mengenalnya. Ada perasaan takut dihati Alea ketika nanti keluarga besar tahu kehadiran Arganata. Arga bisa saja direbut oleh orang tuanya atau bahkan keluarga suaminya.

Alea masuk kedalam sekolah dan Arga menatap Mamanya itu dengan tatapan dingin. Alea pensaran dengan sikap putranya yang saat ini terlihat dingin.

“Kok gitu ngeliatin Mama Ga?” tanya Alea. Arga memeliharam membuat Alea menghela napasnya. Kenapa nak? Cerita dong sama Mama! ” pinta Alea.

Seorang perempuan yang hampir sebaya dengan Alea menikmati Alea dan Arga. Siang Bu, apa ini Ibunya Arga? tanya wanita itu yang merupakan salah satu guru Arga.

Lanjutan

Sebenarnya hari ini adalah pertama kalinya Alea datang menjemput Arga karena biasanya yang datang menjemput Arga adalah Dea. Dea juga yang menaruh Arga ke sekolah ini. Alasan Alea meminta Dea sekolah Arga karena ia takut ada yang mengenalnya. Alea menyadari ia pasti tidak akan bisa mengikuti, apalagi didata Arga kejelasan dengan jelas nama Ayahnya yaitu Senopati Arya Bagaskara.

Silahkan duduk Bu! ucapnya.

Alea duduk dihadapan ibu guru dan ia mengangkat tubuh Arga agar duduk dipangkuannya. “Terimaksih Bu,” ucap Alea


Semoga terhibur dengan novel ini

Related Posts

Subscribe Our Newsletter